Jumat, 16 Oktober 2015

CARA MEMBUAT BONSAI BERINGIN

CARA MEMBUAT BONSAI BERINGIN -- Salah satu tanaman yang bagus untuk dibuat bonsai adalah Pohon beringin. Popularitas Bonsai beringin juga tidak kalah dari Bonsai Asam Jawa. Dari asalnya pohon beringin memang memiliki potensi bentuk yang bagus dan bisa dibentuk menjadi bonsai yang indah. Popularitas pohon beringin di kalangan pecintan tanaman bonsai memang sudah semenjak lama. Selain berpotensi dibentuk menjadi bonsai yang indah, pohon beringin juga merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh dan tidak gampang mati. Dengan cara stek pohon beringin juga bisa tumbuh dengan baik, wajar saja bonggol bakalan bonsai beringin banyak dicari meski tidak berakar.

Harga pohon bonsai beringin yang sudah jadi dan berbentuk indah cukup mahal, namun jika ingin mendapatkan bonsai beringin dengan harga murah anda bisa membeli bakalan dan kemudian merawat bakalan bonsai beringin tadi. Untuk membuat bonsai beringin bukan perkara yang sederhana. Untuk mendapatkan bonsai beringin yang indah dan menyenangkan dibutuhkan perawatan yang tekaten dan konsisten secara terus menerus. Selain itu dari awal harus dipikirkan pola bonsai beringin yang diharapkan.

Persiapan Membuat Bonsai Beringin

Sebelum anda membuat bonsai beringin ada beberapa langkah persiapan yang perlu dilakukan dalam membuat bonsai beringin. Berikut ini beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk membuat bonsai beringin:
1. Siapkan Bonggol Tanaman Beringin, cari yang sudah cukup besar dan membentuk pola yang diinginkan atau pola bonsai yang ideal.
2. Siapkan Pot untuk menanam bonsai beringin
3. Media Tanam Untuk Bonsai Beringin
4. Kawat Stainlesteel ukuran 3 mm.
5. Gunting tanaman

Langkah-Langkah Membuat Bonsai Beringin

Setelah beberapa persiapan untuk membuat bonsai beringin sudah dilakukan, saatmya kita mulai langkah membuat bonsai beringin.
1. Pohon beringin di tanam pada  media tanam yang strukturnya padat dan rendah unsur haranya. Hal ini dilakukan supaya pohon beringin tidak berlebihan mendapatkan nutrisi makanan, karena bila berlebihan maka akan sulit untuk dilakukan proses pembentukkan di bagian batang.

2. Gunakanlah kawat stainless kurang lebih berdiameter minimal tiga milimeter yang akan berfungsi untuk membentuk dahan ke pola tertentu dalam jangka waktu yang tidka terbatas hingga dihasilkan pola yang diinginkan pada saat kawat tersebut dilepas. 
Adapaun cara pemasangan kawatnya untuk membuat bonsai beringin dengan dililitkan melingkar dari pangkal dahan kearah ujung dahan. Namun ingat harus hati-hati jangan sampai dahan patah. Adapun pada proses pelingkaran dapat dibantu dengan menggunakan tang supaya hasilnya dpaat maksimal. Karena biasanya ketika kawat lepas maka dahan akan menyisakan bekas lilitan yang menjadikan dahan tersbeut unik.

3. Melakukan pemupukan untuk menjaga kesehatan bonsai. Karena secara normal, kandungan unsur pupuk bonsai yang bisasanya diperlukan yaitu nitrogen, fosfor dan potassium.
4. Melakukan pemangkasan secara berkala pada daun-daun pohon beringin untuk dapat membuat bentuk bonsai menjadi lebih hidup dan cantik

Dengan bahan bonsai beringin yang sudah cukup bagus, kemudian dilakukan penanaman pada media yang tepat serta perawatan yang baik, kita akan mendapatkan tanaman bonsai beringin yang indah. Jangan lupa untuk secara reguler melakukan pemangkasan daun dan dahan yang melenceng dari bentuk yang dikehendaki. Selamat mencoba.

KASTUBA

KASTUBA 











Tanaman Bunga Kastuba akan tumbuh dengan baik jika ditempatkan pada tempat yang tidak langsung terkena sinar Matahari. Namun demikian Bunga Kastuba tetap memerlukan sinar matahari , terutama sinar matahari pagi. Karena itu Bunga Kastuba biasanya ditanam sebagai indoor plant i, kemudian disimpan pada ruangan yang ternaungi. Suhu rata-rata harian yang sesuai adalah 21 derajat Celsius, jika lebih, kastuba cenderung memiliki masa hidup yang pendek. 

Cara Menanam Tanaman Kastuba bisa diperbanyak dengan stek batang. Cara ini merupakan cara pembiakan Tanaman Bunga Kastuba yang sederhana, cepat, dan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya.  Untuk melakukan stek bunga kastuba ini pilihlah tanaman induk yang  sehat , pertumbuhan nya bagus ,bebas dari serangan hama penyakit , dan juga dipilih yang bersifat unggul.

Media Tanam Bunga Kastuba

Media Tanam Untuk Tanaman Bunga Kastuba adalah dari ,campuran media : tanah :sekam bakar:pupuk kandang (1:3:1). Setelah media tercampur rata masukkan kledalam pot berukuran diameter 15cm .Setelah itu bibit yang tadi sudah berkakar tanam pada media yang sudah siap,tapi sebelumnya buka dulu dari polybag atau seal pack. Bibit yang sudah tertanam semuanya siram dengan menggunakan gembor . Taruh ditempat yang sudah disiapkan ,(digunakan paranet 60% intensitas nya ).

Perawatan Bunga Kastuba

Perawatan dilakukan secara rutin yaitu Setelah bibit tertanam  yang berupa :
1. Penyiraman 
penyiraman dilakukan rutin setiap hari dengan konsentrasi 100 cc / pot ,tetapi disesuaikan dengan kelembaban uadar sekitar juga ,jika cuaca tidak terlalu panas , maka tanaman bisa dikurangi konsentrasi penyiraman .
2. Pemupukan Bunga Kastuba
Pemupukan pada tanaman Bunga Kastuba  ini dugunakan pupuk yang kandungan unsur hara N nya besar , agar proses pertumbuhan tanaman bisa baik ,dipacu daunnya bisa lebar dan hijau. Setelah tanaman mulai mengeluarkan bunga, beri pupuk dengan kandungan unsur fosfor tinggi.Pemupukan secara berkala dilakukan dengan memberikan  NPK 20:20:20 setiap 2 minggu sekali. Jika diperlukan bisa dilakukan penggantian media tanam. 

Dengan perawatan dan perlakuan yang baik dan teratur tanaman Bunga Kastuba akan tumbuh dengan baik dan sehat. Selain itu tanaman bunga Kastuba selalu akan tampil prima dan maksimal memberikan keindahan di rumah anda.

Karakteristik Tanaman Bunga Kastuba

Karakter Tanaman Bunga Kastuba


Untuk dapat menanam dan merawat Tanaman Bunga Kastuba, yang penting diketahui adalah karakteristik tanaman Bunga Kastuba. Berikut ini adalah beberapa karakter Bunga Kastuba:
- Bunga Kastuba merupakan Tanaman perdu, batang berkayu dan bergetah putih; tinggi 1,5 -4 meter.  Memiliki akar tunggang berwarna kuning.


- Bunga Kastuba Menyukai iklim sejuk-dingin; pertumbuhan terbaik pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut.

- Branchtea, artinya, daun mengalami bentuk dan warna. Daun muda berwarna merah menyala seperti bunga, dan berubah menjadi hijau bila sudah menua.

- Bunga Kastuba kini tidak hanya berwarna merah saja ada yang pink, pink kemerahan, pink keunguan, putih polos, dan putih kuning kehijauan. Ini semua berkat perkembangan teknologi dalam mengembangkan bunga kastuba.

- Pada Bunga katuba, bunga muncul di ujung percabangan, disebut cyathium. Tinggi cyathium 1 cm, berwarna hijau dengan taju merah. Kelopak bungan hijau kekuningan, mahkota kuning kemerahan. Tangkai sari merah jingga, kepala sari merah.

- Buah berbentuk kotak dengan panjang 1,5 cm. Saat muda buah berwarna hijau dan menjadi coklat setelah tua.

Cara menanam dan merawat tanaman KASTUBA

   Cara menanam dan merawat tanaman KASTUBA


Jika pada saat menjelang akhir tahun atau hari natal anda menjumpai banyak tanaman bunga berwarna merah daunnya itulah yang disebut tanaman Bunga Kastuba. Tanaman Bunga Kastuba atau nama latinnya adalahPoinsettia ini memang kerap dipajang pada saat hari natal sehingga sering disebut dengan Christmas Flower. Keindahan tanaman Bunga Kastuba ini memang terpancar dari pesona warna merah menyala pada daunnya. Ada kepercayaan pada sebagian masyarakat akan tanaman bunga kastuba ini yang bisa mendatangkan hoki. Namun yang pasti keindahan tanaman bunga kastuba sering digunakan untuk merias teras depan rumah . 

Selain digunakan untuk hiasan teras rumah Bunga Kastuba  juga sering digunakan untuk dekorasi untuk even even suatu acara ,karena warna bunga ini cerah berwarna merah maka orang lebih suka memakai bunga ini untuk mendekor suatu ruanagan indor maupun outdor. Warna daun tanaman kastuba akan berwarna merah saat masih muda dan akan berangsur menjadi hijau saat semakin tua. Perubahan warna daun bunga kastuba juga dipengaruhi lingkungan tempat penanaman tanaman kastuba ini.Harga Bunga katsuba dalam pot berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu.

Bunga Kastuba merupakan tanaman perdu yang termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae  yang berasal dari Meksiko.  Perkembangan Bunga Kastuba sampai ke penjuru dunia konon  diawali dari seorang diplomat AS Joel Poinsett yang bertugas di Meksiko.Joel yang ahli botani ini ketika berjalan-jalan tertegun menjumpai sosok tanaman yang aneh. Dipotongnya tanaman itu dan ditanam di pekarangan. Stek tumbuh, dan keindahan warna merahnya menarik perhatian banyak orang dan mereka ingin memiliki. 

Kamis, 15 Oktober 2015

Identifikasi sifat fisik pestisida

I. TEORI
Definisi pestisida menurut The United States Federal Environ Pesticide Contrl Act apakah semua zat atau campuran zat yang jhususnya untuk pengendalian atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematode, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad remik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengaturan pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
Ketentuan Penggunaan Pestisida :
Konsep pengelolaan hama bertujuan untuk memanfaatkan metode-metode yang kesemuanya memenuhi syarat-syarat ekonomis, toksikologi dan kelestarian lingkungan, dalam hal ini penggunaan pestisida dibatasi pada tindakan kuratif dengan maksud menurunkan populasi hama dari tingkat ambang ekonomis dimana kerugian masih dapat ditolelir ke tingkat keseimbangan alamiah.
Sedapat mungkin pestisida yang dipakai bersifat selektif. Penekanan populasi hama dari tingkat ambang ekonomis ke tingkat keseimbangan yang merugikan, dibebankan pada faktor-faktor mortalitas dan efektivitas musuh alami yang terdapat di alam.
Oleh karena itu banyak faktor yang harus diperhatikan (ekonomi, toksonologi dan klestarian alam) maka penggunaan pestisida hendaknya dilakukan secara berhati-hati. Dalam hal ini dikenal suatu falsafah penggunaan pestisida, antara lain :
1. Yang paling ideal apabila hama, penyakit dan gulma dapat dikendalikan tanpa menggunakan pestisida.
2. Apabila terpaksa digunakan pestisida, maka pilihlah pestisida yang aman.
3. Apabila terpaksa digunakan pestisida yang tidak aman gunakan pestisida itu berganti-ganti dengan cara pnegendalian alternative.
4. Apabila terpaksa digunakan pestisida yang tidak aman dan tidak ada cara pengendalian alternatif, maka digunakan pestisida seminimal mungkin.
Dengan dianut falsafah penggunaan pestisida seperti tersebut di atas maka pestisida digunakan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Pestisida digunakan apabila perlu, yaitu apabila cara pengendalian alternatif tidak efektif serta populasi jasad sasaran melampaui ambang ekonomis.
2. Pestisida digunakan seminimal mungkin pada areal yang terbatas dan pada waktu yang tepat.
3. Pestisida yang digunakan bersifat selektif, artinya pestisida tersebut tidak berbahaya terhadap jasad bukan sasaran pada dosis tertentu dengan cara tertentu.
4. Pestisida yang digunakan mempunyai daya racun yang rendah atau sedang.
5. Pestisida yang digunakan tidak bersifat persisten serta tidak bersifat akumulatif.
Penggolongan pestisida
Secara umum pestisida dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Jasad sasaran yang dibunuhnya
2. Cara kerjanya (mode of actsion)
3. Bentuk formulasi ( sifat fisiknya)
4. Bahan penyusunnya ( sifat kimianya)
Penjelasan dari penggolongan pestisida :
1. Berdasarkan sasaran yang dibunuhny :
a. Insektisida ialah pestisida untuk mengendalikan insekta
b. Fungisida ialah pestisida untuk mengendalikan cendawan
c. Rodentisida ialah untuk mengendaliakan tikus
d. Mollusida ialah pestisida untuk mengendalikan moluska
e. Akarisida ialah pestisida untuk mengendalikan golongan akarina
f. Herbisida ialah pestisida untuk mengendalikan gulma
2. Penggolongan pestisida berdasarkan formulasinya yaitu:
a. Bentuk pada yang terdiri dari :
– Berbentuk tepung hembs (Dust)
– Berbentuk butiran (Granuler = G)
– Berbentuk wetable powder (WP)
– Berbentuk soluble powder (SP)
b. Berbentuk cairan yang terdiri dari:
– Emulsifiable concentrate (EC)
– Water soluble concentrate (WSC)
– Solution ialah yang diformulasikan dalam bentuk larutan (S)
– Aerosol ialah yang dibentuk dalam cairan dan dengan tekanan tinggi cairan tersebut dapat keluar menjadi butiran uap yang halus.

Berikut pengertian zat kimia untuk pengendaliaan penyakit tanaman

Bahan kimia akan digunakan untuk mengendalikan hama bilamana pengendalian lain yang telah diuarikan lebih dahulu tidak mampu menurunkan populasi hama yang sedang menyerang tanaman.
Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dengan tunggau adalah insektisida, akarisida dan fumigan, sedang jenis pestisida yang lain diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya. Dengan demikian penggolongan pestisida berdasar jasad sasaran dibagi menjadi :
a. Insektisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC Kiltop 50 EC dan lain – lain.
b. Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing – cacing parasit yang biasa menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
c. Rodentisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas binatang – binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain – lain.
d. Herbisida : adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5 / 5 Saturn D.
e. Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
f. Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC, Petracrex 300 EC.
g. Bakterisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh : Ffenazin – 5 – oksida (Staplex 10 WP).
Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh), anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena).
Menurut sifat kecepatan meracun, pestisida digolongkan menjadi :
1. Racun kronis : yaitu racun yang bekerjanya sangat lambat sehingga untuk mematikan hama membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh : racun tikus Klerat RMB.
2. Racun akut : adalah racun yang bekerjanya sangat cepat sehingga kematian serangga dapat segera diketahui setelah racun tersebut mengenai tubuhnya. Contoh : Bassa 50 EC, Kiltop 50 EC, Baycarb 50 EC dan lain – lain.
Ditinjau dari cara bekerjanya, pestisida dibagi menjadi :
1. Racun perut
Racun ini terutama digunakan untuk mengendalikan serangga yang mempunyai tipe alat mulut pengunyah (ulat,belalang dan kumbang), namun bahan ini dapat pula digunakan terhadap hama yang menyerang tanaman dengan cara mengisap dan menjilat. Bahan insektisida ini disemprotkan pada bagian yang dimakan serangga sehingga racun tersebut akan tertelan masuk ke dalam usus, dan di sinilah terjadi peracunan dalam jumlah besar.
Ada 4 cara aplikasi racun perut terhadap serangga :
a. Insektisida diaplikasikan pada makanan alami serangga sehingga bahan tersebut termakan oleh serangga sasaran. Bahan makanan itu dapat berupa daun, bulu-bulu / rambut binatang. Dalam aplikasinya, bahan – bahan makanan serangga harus tertutup rata oleh racun pada dosis lethal sehingga hama yang makan dapat mati.
b. Insektisida dicampur dengan bahan atraktan dan umpan itu ditempatkan pada suatu lokasi yang mudah ditemukan serangga.
c. Insektisida ditaburkan sepanjang jalan yang bisa dilalui hama. Selagi hama itu lewat biasanya antene dan kaki akan bersentuhan dengan insektisida atau bahkan insektisida itu tertelan. Akibatnya hama mati.
d. Insektisida diformulasikan dalam bentuk sistemik, dan racun ini diserap oleh tanaman atau tubuh binatang piaraan kemudian tersebar ke seluruh bagian tanaman atau badan sehingga apabila serngga hama tersebut mengisap cairan tanaman atau cairan dari tubuh binatang (terutama hama yang mempunyai tipe mulut pengisap, misal Aphis) dan bila dosis yang diserap mencapai dosis lethal maka serangga akan mati.
2. Racun kontak
Insektisida ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui permukaan tubuhnya khususnya bagian kutikula yang tipis, misal pada bagian daerah perhubungan antara segmen, lekukan-lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada bagian pangkal rambut dan pada saluran pernafasan (spirakulum). Racun kontak itu dapat diaplikasikan langsung tertuju pada jasad sasaran atau pada permukaan tanaman atau pada tempat – tempat tertentu yang biasa dikunjungi serangga. Racun kontak mungkin diformulasikan sebagai cairan semprot atau sebagai serbuk. Racun kontak yang telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam tubuh dan disinilah mulai terjadi peracunan.
Yang digolongkan sebagai insektisida kontak adalah :
a. Bahan kimia yang berasal dari kestrak tanamaan, seperti misalnya nikotin, rotenon, pirethrum.
b. Senyawa sintesis organik, misal BHC, DDT, Chlordan, Toxaphene, Phosphat organik.
c. Minyak dan sabun.
d. Senyawa anorganik seperti misalnya Sulfur dan Sulfur kapur.
3. Racun pernafasan
Bahan insektisida ini biasanya bersifat mudah menguap sehingga masuk ke dalam tubuh serangga dalam bentuk gas. Bagian tubuh yang dilalui adalah organ – organ pernafasan seperti misalnya spirakulum. Oleh karena bahan tersebut mudah menguap maka insektisida ini juga berbahaya bagi manusia dan binatang piaraan. Racun pernafasan bekerja dengan cara menghalangi terjadinya respirasi tingkat selulair dalam tubuh serangga dan bahan ini sering dapat menyebabkan tidak aktifnya enzim-enzim tertentu. Contoh racun nafas adalah : Hidrogen cyanida dan Carbon monoksida.
4. Racun Syaraf
Insektisida ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya transfer asetikholin estrase yang mempunyai peranan penting dalam penyampaian impul. Racun syaraf yang biasa digunakan sebagai insektisida adalah senyawa organo klorin, lindan, carbontetraclorida, ethylene diclorida : insektisida-insektisida botanis asli seperti misalnya pirethin, nikotin, senyawa organofosfat (parathion dan dimethoat) dan senyawa karbanat (methomil, aldicarb dan carbaryl).
5. Racun Protoplasmik
Racun ini bekerja terutama dengan cara merusak protein dalam sel serangga. Kerja racun ini sering terjadi di dalam usus tengah pada saluran pencernaan.Golongan insektisida yang termasuk jenis ini adalah fluorida, senyawa arsen, borat, asam mineral dan asam lemak, nitrofenol, nitrocresol, dan logam – logam berat (air raksa dan tembaga).
6. Racun penghambat khitin
Racun ini bekerja dengan cara menghambat terbentuknya khitin. Insektisida yang termasuk jenis ini biasanya bekerja secara spesifik, artinya senyawa ini mempunyai daya racun hanya terhadap jenis serangga tertentu. Contoh : Applaud 10 WP terhadap wereng coklat.
7. Racun sistemik
Insektisida ini bekerja bilamana telah terserap tanaman melalui akar, batang maupun daun, kemudian bahan-bahan aktifnya ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga bilamana serangga mengisap cairan atau memakan bagian tersebut akan teracun.
Pestisida adalah merupakan racun, baik bagi hama maupun tanaman yang disemprot. Mempunyai efek sebagai racun tanaman apabila jumlah yang disemprotkan tidak sesuai dengan aturan dan berlebihan (overdosis), karena keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya kebakarn tanaman. Untuk memperoleh hasil pengendalian yang memadai namun pertumbuhan tanaman tidak terganggu, pemakaian pestisida hendaknya memperhatikan kesesuaiannya, baik tepat jenis, tepat waktu maupun tepat ukuran (dosis dan konsentrasi). Dosis adalah banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama secara memadai pada lahan seluas 1 ha. Konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang dilarutkan dalam satu liter air.
Untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat serta memperoleh efektifitas pengendalian yang tinggi maka oleh perusahaan pestisida, satu bahan aktif dibuat dalam bermacam-macam formulasi.
Tujuan dari formulasi ini adalah :
1. Mempermudah penyimpanan.
2. Mempermudah penggunaan.
3. Mengurangi daya racun yang berlebihan.
Pestisida terbuat dari campuran antara dua bahan, yaitu bahan aktif (bahan pestisida yang mempunyai daya racun) dan bahan pembawa / inert (bahan pencampur yang tidak mempunyai daya racun).
Macam-macam formulasi yang banyak dibuat oleh perusahaan pembuat pestisida adalah :
1. Formulasi dalam bentuk cairan
a. Cairan yang diemulsikan.
Biasanya ditandai dengan kode EC (Emulsifeable Concentrate) yaitu cairan yang diemulsikan. Pestisida ini dalam bentuk asli berwarna bening setelah dicampur air akan membentuk emulsi yang berwarna putih susu. Contoh : Dharmabas 50 EC, Bassa 50 EC dan lain – lain.
b. Cairan yang dapat dilarutkan.
Formulasi ini biasanya ditandai dengan kode WSC atau SCW yaitu kependekan dari Soluble Concentrated in Water. Pestisida ini bila dilarutkan dalam air tidak terjadi perubahan warna (tidak membentuk emulsi sehingga cairan tersebut tetap bening). Contoh : Azodrin 15 WSC.
2. Bentuk Padat
a. Berupa tepung yang dapat dilarutkan, dengan kode SP (Soluble Powder). Penggunaannya disemprotkan dengan sprayer. Contoh : Sevin 85 SP.
b. Berupa tepung yang dapat dibasahi dengan merek dagang WP (Weatable Powder). Pestisida ini disemprotkan dengan dicampur air. Karena sifatnya tidak larut sempurna, maka selama menyemprot seharusnya disertai dengan pengadukan secara terus-menerus.Contoh: Aplaud 10 WP.
c. Berupa butiran dengan kode G (Granulair). Aplikasi pestisida ini adalah dengan menaburkan atau membenamkan dekat. Contoh : Furadan 3 G, Dharmafur 3 G.
d. Campuran umpan (bait). Pestisida ini dicampur dengan bahan makanan yang disukai hama, kemudian diumpankan. Contoh : Klerat RMB.
Pengendalian hama merupakan upaya manusia untuk mengusir, menghindari dan membunuh secara langsung maupun tidak langsung terhadap spesies hama. Pengendalian hama tidak bermaksud memusnahkan spesies hama, melainkan hanya menekan sampai pada tingkat tertentu saja sehingga secara ekonomi dan ekologi dapat dipertanggungjawabkan.
Falsafah pengendalian hama yang digunakan adalah Pengelolaan / Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT tidak pernah mengandalkan satu taktik pengendalian saja dalam memcahkan permasalahan hama yang timbul, melainkan dengan tetap mencari alternatif pengendalian yang lain.
Beberapa taktik pengendalian hama yang dikenal meliputi : taktik pengendalian secara mekanis, fisis, hayati, dengan varietas tahan, mengatur pola tanam, sanitasi dan eradikasi, dan cara kimiawi.

Kamis, 08 Oktober 2015

Anda Hobi Anggrek....?

 Tidak sedikit yang kecewa karena jerih payahnya menanam anggrek baik dari anakan anggrek dalam botol, remaja maupun tanaman dewasa atau membungakan kembali tanaman yang sudah berbunga mengalami kegagalan. Siapapun akan kapok kalau tidak tahu kata kuncinya. Kata kuncinya  disini adalah “hobi”. Kalau sudah hobi, semua rintangan akan dapat diatasi karena modalnya sederhana yaitu ketekunan.
Disamping itu ada pendapat bahwa hobi menaman anggrek adalah mahal dan untuk kalangan atas saja. Benarkah begitu? Jawabnya adalah tidak, karena siapapun bisa melakukannya dengan syarat: hobi, tekun/tidak mudah bosan dan tentu saja mengetahui caranya. Tidak sukar, kok. Mau coba?; mulailah dengan bibit anggrek dalam botol; pilih saja Dendrobium atau Phalaenopsis (anggrek bulan). Dibawah ini diuraikan cara praktis dan singkat mengenai budidaya anggrek, khususnya memakai anggrek botolan berdasarkan literatur dan pengalaman  mengelola anggrek. Bagi yang serius dan ilmiah, silahkan membaca buku-2 referensi yang tersedia di toko-2 buku.
Petunjuk praktis ini bersifat umum untuk semua jenis anggrek; meskipun demikian, tanaman anggrek yang digemari umumnya jenis hibrida seperti Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya, dll. sementara hobi terhadap anggrek spesies  terbatas pada mereka yang sudah lama berkecimpung dalam hobi ini.
Bagi pemula, dibawah ini adalah petunjuk praktis dan singkat terdiri dari 5 bagian sbb.: 
1.  MENGELUARKAN TANAMAN DARI BOTOL.
2.  MEMINDAHKAN ANAKAN ANGGREK KE KOMPOT. 
3.  MEMINDAHKAN ANGGREK DARI KOMPOT KE POT. 
4.  PEMELIHARAAN ANGGREK , DAN 
5.  PENCEGAHAN HAMA

Sesuai fase pertumbuhannya, tanaman anggrek dibagi menjadi:

  1. Seedlings (anakan dalam botol, kompot dan  yang baru dipindah dari kompot ke pot)
  2. Remaja/siap berbunga
  3. Berbunga


  1. MENGELUARKAN TANAMAN DARI BOTOL
    1. Buka tutup botol dan masukkan air steril sampai sekitar setengahnya
    2. Goyang-goyangkan botol  dengan hati-hati  hingga tanaman dan akar anggrek anakan terpisah dari  media  tumbuhnya  (agar-agar)
    3. Keluarkan anakan anggrek dengan menggunakan pinset atau kawat yang ujungnya dibengkokkan membentuk huruf  U, dengan cara mengaitkan dan menarik perlahan-lahan dan hati-hati agar anakan anggrek yang keluar dari botol  tidak patah akarnya; kemudian tampung dalam baskom berisi air bersih yang steril
    4.  Rendam anakan anggrek kedalam air yang mengandung zat anti jamur/fu- ngisida dengan dosis 2 – 3 mg/liter air (agar tanaman tidak ditumbuhi jamur)
    5. Letakkan anakan anggrek diatas kertas koran dan angin-anginkan agar bebas dari air
    6. Setelah agak kering, pindahkan anakan anggrek kedalam tempat (plastik atau pot bediameter besar) yang berisi kompot. Satu kompot dapat diisi  20 – 40 anakan anggrek, tergantung pada  ukuran kompot dan besarnya anakan anggrek

  1. MEMINDAHKAN ANAKAN ANGGREK KE KOMPOT.
Setelah anakan anggrek  bebas dari air, langkah selanjutnya adalah menanam nya diatas kompot. (Kompot =  community pot). Kompot yang digunakan berdiameter  7 cm, 12 cm, 16 cm atau 20 cm. Media tanam yang digunakan bisa berupa pakis, sabut kelapa, moss (lumut), dll. Sebelum digunakan, media direndam dalam fungisida dan di-angin-anginkan atau dijemur

Cara menanam anakan anggrek dalam pot adalah sbb.:

  1. Potong-potong media tanaman, misalnya pakis atau serutan kayu sepanjang 5 – 30 mm
  2. Isi kompot dengan kerikil atau pecahan genting (sebesar ibu jari) sebanyak 1/3 pot
  3. Isi kompot dengan media tanaman sampai sekitar 2 cm dibawah bibir pot
  4. Pindahkan anakan anggrek satu persatu kedalam sebuah kompot yang dapat memuat 20 – 40 anakan anggrek, tergantung pada besarnya kompot dan besarnya anakan
  5. Semprotkan pupuk organik cair, atau tambahkan pupuk organik padat untuk meningkatkan nutrisi tanaman 1 – 2 kali seminggu dengan dosis masing-masing 2 ml atau  2 gram dalam 1 liter air
  6. Letakkan kompot ditempat teduh yang menerima cahaya matahari sekitar 20 %
  7. Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban media tanaman
  8. Setelah anakan anggrek tumbuh  agak tinggi, lakukan penjarangan tanaman dengan cara memindahkan anakan anggrek  dari 1 kompot menjadi  3 – 5 kompot
  9. Setelah akar tanaman tumbuh baik, tingkatkan pencahayaan matahari secara bertahap

  1. MEMINDAHKAN ANGGREK KEDALAM POT
Setelah anakan anggrek tumbuh cukup besar dengan tinggi sekitar 5 cm, tanaman siap untuk dipindahkan kedalam pot tunggal (1 pot berisi 1 tanaman). Biasanya pemindahan dilakukan kedalam pot tunggal setelah anakan dalam kompot tumbuh bagus, biasanya sekitar 2 bulan
Cara memindahkan tanaman dari kompot ke dalam pot tunggal sama dengan memindahkan anakan kecil kedalam kompot, Bedanya, setiap pot diisi  dengan 1 tanaman.

  1. PEMELIHARAAN ANGGREK DAN PENCEGAHAN HAMA
Pemeliharaan anggrek yang benar akan menghasilkan tanaman yang sehat, tumbuh subur dan berbunga sebagaimana mestinya. Karena itu perhatikanlah faktor-faktor  yang mendukung pertumbuhannya sbb.:

  • Kondisi lingkungan
  • Pemupukan
  • Penyiraman
  • Pencegahan dan pembasmian hama tanaman

Selain itu juga akan diuraikan secara singkat teknik perbanyakan tanaman anggrek, dll.

  1. 1.         Kondisi Lingkungan
Faktor pertama yang menentukan pertumbuhan anggrek adalah kondisi lingkungan yang berbeda satu sama lain, seperti ketinggian lahan dari permukaan laut, suhu dan kelembaban udara, pencahayaan dan angin.
Anggrek Dendrobium memerlukan cahaya yang terang dan tumbuh baik didaerah panas pada dataran rendah. Meskipun demikian ia dapat juga tumbuh didaerah agak tinggi.
Phalaenopsis atau anggrek bulan banyak jenisnya, umumnya memerlukan suhu yang agak rendah dan pencahayaan tertentu. Hal tsb dapat dilakukan dengan memelihara anggrek dibawah tempat terlindung memakai paranet. Tersedia paranet 70 %, 60 % dan 55 %. Paranet 70 % artinya 70 % cahaya matahari tertahan dan yang masuk dan diterima tanaman 30 %. Pemakaian paranet juga akan menjaga kelembaban dalam kebun dan angin yang tidak terlalu kencang. Untuk produksi anggrek secara besar-besaran atau komersial, kondisi lingkungan dapat dimanipulasi atau dibuat secara artifial seperti memakai AC, blower, mengalirkan air agar tetap lembab, dll.

  1. 2.         Pemupukan
Faktor kedua adalah pemupukan yang menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman, khususnya unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). Dalam pemupukan anggrek dipakai pupuk campuran nitrogen, fosfor dan Kalium (pupuk NPK) sesuai perbandingan yang tepat. Untuk tanaman muda dipakai NPK dengan unsur N tinggi agar daunnya tumbuh subur, sementara untuk remaja dipakai NPK seimbang dan untuk dewasa atau siap berbunga dipakai NPK dengan kadar P tinggi. Berbagai jenis pupuk NPK tersedia di pasaran. Pemupukan dilakukan pada pagi hari antara jam 7.00 sampai jam 9.00, atau sore antara jam 3.00 sampai jam 5.00. memakai air yang mengandung kadar NPK tertentu, dan disemprot kan secara manual dengan alat sederhana atau penyemprot pertanian. Penyemprotan dilakukan terhadap daun atau akar tanaman dengan frekwensi penyemprotan biasanya adalah 2 x dalam seminggu

  1. 3.      Penyiraman
Penyiraman tanaman anggrek dilakukan 2 x sehari pagi dan sore, masing-2 sebeum jam 7 pagi dan setelah jam 3 sore; penyiraman air dilakukan secukupnya saja dan jangan berlebihan karena air yang kelebihan akan membusukkan akar dan mengundang jamur. Bila hari hujan, tidak perlu disiram karena kelembaban udara sudah cukup tinggi. Bila hari sangat panas terik, boleh juga dilakukan penyiraman disiang hari kalau dikuatirkan  media tanaman akan terlalu kering. Penyiraman dilakukan memakai air yang bersih; hindari memakai air yang kurang bersih karena berisiko terhadap tanaman.

  1. 4.      Pencegahan Hama dan Penyakit Anggrek
Hama tanaman umumnya berwujud binatang  sedangkan penyakit disebab-kan oleh makluk hidup mikroskopi, seperti bakteri dan virus, serta  cendawan (jamur). Ada beberapa jenis hama yang menyerang tanaman anggrek masing-masing  perlu penangannan yang berbeda.

  1. Kumbang gajah: merupakan hama yang paling mengerikan, berwarna hitam, berkaki besar dengan moncong seperti cula badak atau belalai gajah, dan karena itu hama ini dinamai kumbang gajah. Kumbang gajah menyerang tanaman anggrek dimulai saat kumbang dewasa memasuk kan telurnya kedalam batang atau daun; serangan kumbang gajah ini ditandai dengan daun mulai menguning dan rontok.
Kalau kumbang menyerang batang tanaman, batang tanaman  berlubang seperti habis dibor. Didalam batang tanaman telur menetas menjadi larva yang siap menggrogoti tanaman anggrek yang berakibat per-tumbuhan tanaman terhenti. Serangan kumbang gajah dapat diatasi dengan jalan menyemprotkan insektisida.

  1. Siput dan bekicot: binatang-binatang kecil ini berjalan pelan dengan  daya serang sangat hebat; siput memakan daun dan batang lunak yang akibatnya timbul lubang dan luka yg mengundang jamur atau bakteri patogen. Siput dan bekicot aktif pada malam hari atau senja pada saat matahari tenggelam dan umumnya pada musim hujan. Pengendalian paling efektif adalah dengan cara manual: siput dipungut satu persatu, dikumpulkan dan dimatikan serta dibuang; kalau siput tidak muncul,  coba bongkar medianya, atau dipancing keluar dengan memakai tape yang ditaburi pestisida. Kalau kebun cukup luas coba gunakan pestisida tabur.

  1. Jamur/cendawan: agar jamur/cendawan tidak menyerang tanaman, kondisikan lingkungan supaya tidak disukai jamur/cendawan. Seperti dimaklumi, jamur/cendawan menyukai lingkungan yang lembab. Di daerah  yang bercurah hujan tinggi pilihlah media yang tidak banyak menyimpan air agar tanaman selalu sehat. Tanaman anggrek yangg sehat lebih tahan terhadap jamur/cendawan. Harap diketahui juga, luka pada tanaman bisa menjadi pintu masuk jamur/cendawan.  Karena itu agar berhati-hatilah saat memotong daun, batang atau akar tanaman yang tidak produktif; gunakan pisau tajam yang telah steril, seperti dengan mengoleskan alkohol (70 %) dan luka bekas potong diceluplan atau direndam  dalam larutan fungisida.

d. Semut: hewan kecil ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman anggrek; hama ini  dapat dicegah atau dimusnahkan dengan memakai obat anti semut.



  1. 5.      Usia Berbunga
Tanaman anggrek akan berbunga jika dipelihara dengan baik dan benar, bunganya  indah, bentuk dan warnanya sangat mempesona  dan bahkan sebagian ada yang harum baunya. Umur bunga anggrek ada yang berbulan-bulan tapi ada pula yang hanya satu hari. Bila bunganya telah layu, ia akan berbunga lagi bila dirawat dengan benar  setelah beberapa waktu.

  1. 6.      Perbanyakan
Perbanyakan anggrek dapat dilakukan dengan mudah memakai teknik sederhana yaitu splitting dan Keiki. Spliting dilakukan dengan cara mem-belah rumpun anggrek yang lebat menjadi beberapa rumpun kecil. Teknik ini dapat di lakukan dengan syarat setiap rumpun besar memiki 6 atau lebih batang tanaman, sehingga masing-masing hasil splitting kecil memiliki 3 – 4 tanaman. Splitting seyogianya dilakukan memakai pisau yang tajam dan streril.

Keiki adalah tunas yang tumbuh dipangkal batang dan disepanjang batang tanaman. Tunas yang sudah berakar siap dipotong dan ditanam didalam pot; ia akan tumbuh dengan karakter persis induknya. Teknik perbanyakan ini tentunya sangat lambat.

Untuk perbanyakan tanaman anggrek secara komersial dipakai cara modern melalui teknik kultur jaringan; teknik modern ini tidak diuraikan disini, mengingat sifatnya khusus dan memerlukan perawatan yang besar biaya-nya.

  1. 7.      Penggantian Media
Media yang dipakai untuk menanam anggrek harus mampu menjaga kelembaban udara tertentu agar pertumbuhan  tanaman  berlangsung baik. Ini berarti media selain harus bersih hama, juga tidak padat. Karena itu media tanaman harus diganti bila dianggap perlu seperti telah menjadi padat, tanaman dalam pot terlalu banyak, pot rusak, ber-jamur, dll.

  1. 8.      Lain-lain
Dalam budidaya anggrek juga dikenal berbagai hal terkait, misalnya pemakaian vitamin B-1 (baik buatan pabrik maupun air cucian beras), zat percepatan tumbuh. Masuknya kupu-kupu masuk kedalam kebun harus di cegah, sementara hama ulat bulu sampai saat ini dan mudah-mudahan tidak menyerang tanaman anggrek.